Berita

Kemenangan Sang Kuda Hitam

Kemenangan Sang Kuda Hitam Victoria! for the winner of Al-Mashduqiah Premier Leage 2017. Suasana tegang pertandingan final di lapangan utama Al-Mashuqiah seketika menyeruak dan berubah meriah dengan sorak senang penggawa Zhibon FC. Al-Mashduqiah, Sabtu 25 November 2017 dalam harmoni final kejuaraan sepak bola perkonsulat atau biasa kita sebut Al-Mashduqiah Premier Leage (APL), mencatat kejuaraan jawara Zhibond FC selepas menjinakkan musuh bebuyutannya dengan kemenangan melalui adu penalti. Para pemain Zhibond FC akhirnya bisa berhuru-hara bersama trophy APL 2017 di pundak sang kapten, kemenangan ini pun menjadi titik akhir perjalanan Gempa FC selaku juara bertahan-tahun lalu. Zhibond FC awalnya menjadi kuda hitam, ketika gawang mereka diserang bertubi-tubi oleh Gempa FC pada menit-menit babak pertama dan kedua, Coach Zhibond FC memikirkan dengan cermat agar tidak lemah menjaga serangan-serangan Gempa FC akhirnya membangun taktik benteng pertahanan super ketat dan membalik keadaan dengan serangan balik. Alhasil kedua tim sama-sama tidak menciptakan sebuah gol, hingga berakhir dengan skor kacamata. Pertandingan dilanjutkan dengan sepak adu penalti antara Gempa FC dan Zhibond FC yang diawali oleh kapten masing-masing tim, berkat kecemerlangan keeper Rahman Diva Saputra, ia dapat menghalang beberapa tendangan dari pemain Gempa FC, pantas saja ia diberikan The Best Player APL 2017. Penghargaan kedua, Top Score APL 2017 diberikan kepada pemain bintang muda Al-Mashduqiah yakni, M. Erik Ferdiansyah dengan kecepatannya dalam menggiring bola untuk dilesakkan ke gawang, hinga ia berhasil menciptakan 6 gol selama championship berlangsung. Sang Kapten Zhibond FC, Rizal Kholilullah yang masa kontraknya akan berakhir pada musim mendatang sangat besyukur terhadap kehadirat-Nya atas pertandingan final yang dijuarainya. Ia berinisitif utuk mempertahankan gelar Al-Mashduqiah Premier Leage tahun depan, meski ia telah pensiun sebagai pemain Zhibon FC dan akan segera digantikan oleh pemain-pemain bintang muda lainnya. Kekalahan Gempa FC menjadi pukulan telak dan mimpi buruk untuk bisa mempertahankan gelarnya. Jika saja Gempa FC dapat memenangkan pertandingann yang ditonton langsung oleh pengasuh, kemungkinan besar sejarah akan mencatat dan mengakuinya sebagi konsulat yang subur dan solid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *