Ujian Lisan is The Real Examination
Ujian yang dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian para santri dalam menyerap berbagai ilmu yang telah mereka pelajari di dalam kelas selama kurang lebih 5 bulan. Tepatnya, Sabtu 09 Desember 2017 secara resmi ujian akhir semester pertama dibuka oleh pengasuh pondok pesantren Al-Mashduqiah. Ujian yang diawali dengan ujian syafahi sudah berjalan beberapa hari. Keluh kesah sana sini, para santri dalam menghadapi ujian lisan ini berbagai macam, ada yang takut, biasa aja, ada juga yang berani. Semuanya mendapatkan pengalaman yang berbeda-beda. Ujian lisan yang mungkin saja sudah lumrah bagi santri-santri Al-Mashduqiah dan tidak bagi yang lain, karena memang al-mashduqiah yang menerapkan sistem Halqotul Muallimin wal Muallimat Al-Islamiyah, yang biasa kita sebut dengan sebutan HAMIM. Ujian akhir semester yang akan ditempuh selama kurang lebih 3 minggu akan benar-benar memberikan hasil dari capaian santri dalam belajar. Ujian lisan hanya diujiakan pada sebagian mata pelajaran muallimin, seperti mutholoah, nahwu, shorf dan lain sebgainya. Karena melalui ujian lisan ini, para guru juga akan mengetahui sebesar apa mental dari masing-masing santri. Dengan model interview face to fece layaknya mau melamar kerja, setiap ruangan terdiri dari 4 atau 5 prnguji, dan peserta ujian masuk ke dalam ruang ujian secara bergilir. Sehingga, ujian lisan ini memaksa semua santri untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Karena ujian lisan mempunyai resiko tersendiri apabila tidak bisa menjawab, berbeda dengan ujian tulis. Penguji akan bertindak tegas untuk mengeluarkan peserta ujian yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang sudah diulang sebanyak 3 kali. Di samping itu, akan merasa malu bila tak bisa menjawab di dalam ruang ujian, berbeda dengan ujian tulis yang hanya tingal menikmati waktu hingga berakhirnya ujian. Tentunya berbeda, setiap dari penguji mempunyai cara tersendiri bagaiamana menguji peserta ujian. Ada yang hanya dengan sesingkat mungkin, ada yang biasa saja dan ada juga yang sangat lama. Kebijakan dari panitia, setiap kelompok yang masuk ke dalam ruang ujian diuji selamabat-lambtnya 30 menit. Karena di dalam ruangan, bukan hanya satu pelajaran yang ditanyakan. Akan tetapi 2 sampai 4 pelajaran. Sehingga benar saja, ujain lisan sangat membutuhkan belajar yang ekstra. Belajar yang harus mengorbankan banyak waktu dan kegiatan. Ujian lisan akan ditempuh selama 7 hari, yang mana pembagian materi ujiannya dibagi menjadi 4 mata pelajraan. Diantaranya, bahasaa arab I, bahsab arab II, fiqh dan bahasa inggris. Setiap mata pelajaran diatas, terdiri dari beberapa pelajaran. Santri terbagi menjadi beberapa kelompok sesuai tingkatan marhalah (angakatan) masing-masing. Pembagian tidak harus perkelas, akan tetapi menyesuaikan sesuai banyaknya. Sehingga perkelompok terbagi smaa rata. Jadwal masuk perkolompok terbagi secara acak oleh panitia, sehingga setiap dari kelompok berbeda-beda masuknya. Ada sebagian kelompok yang libur, biasanya dimanfakan untuk persiapan lebih dalam menghadapi ujian beberapa hari selanjutnya. Selamat berjuang! Keep fighting for examination!!!