Berkat Khidmah, Hidup Penuh Manfaat

Kisah Perjalanan Alumni Al-Mashduqiah: Ust. Rubiyanto, S.Ag.
Di balik sosok tenang dan penuh humor seorang Ust. Rubiyanto, S.Ag., yang kini menjadi pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikmah di Cisauk, Tangerang, Banten, tersimpan kisah perjuangan panjang yang penuh liku dan sarat makna. Ia bukanlah sosok yang tiba-tiba muncul ke permukaan, melainkan hasil dari tempaan bertahun-tahun, ditempa oleh peluh, kesabaran, dan pengabdian.
Ust. Rubiyanto lahir di Gresik pada 08 April 1992 dan berasal dari keluarga sederhana berdarah Bawean. Tahun 2007, ia memulai langkahnya sebagai santri di Pondok Pesantren Al-Mashduqiah, tempat di mana ia menghabiskan empat tahun kehidupannya dalam balutan pendidikan dan pembentukan karakter ala pesantren. Ia merupakan alumni angkatan ke-08 yang lulus tahun 2010. Ust. Rubiyanto mengakui bahwa dirinya bukan santri yang menonjol dalam kecerdasan akademik. Ia bahkan merasa secara IQ mungkin kalah dibandingkan teman-temannya. Namun, satu hal yang selalu ia jaga dengan kuat adalah prinsipnya menjadi santri yang taat dan siap khidmah. Prinsip inilah yang menjadi pegangan hidupnya selama di pondok dan terus ia bawa hingga kini.
Setiap hari Jumat, ia membersihkan kamar mandi di kediaman pengasuh. Ia juga pernah menyapu halaman rumah Ustadz Mashduqi setiap pukul 03.00 pagi selama tiga bulan penuh. Selain itu, ia pernah dipercaya menjadi pengurus keuangan pondok. Semasa nyantri, ia juga aktif dalam kegiatan muhadharah, pramuka, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menurutnya sangat bermanfaat ketika ia mulai terjun di tengah masyarakat.
Tahun 2011 menjadi titik awal perjuangan baru. Setelah melaksanakan pengabdian di pondok, ia merantau ke Jakarta dan tinggal di kawasan Tanah Abang. Di sana, ia melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri, tanpa ingin membebani orang tua. Demi bertahan hidup dan membiayai pendidikannya, ia bekerja keras melakukan berbagai usaha. Mulai dari berjualan burung, jual beli motor, menjadi marbot masjid, hingga usaha kecil lainnya ia jalani dengan penuh tekad dan keikhlasan. Yang penting halal dan bisa terus melangkah.
Berbekal semangat dan pengalaman dari pondok, perlahan perjuangan itu membuahkan hasil.
Kini, Ust. Rubiyanto dipercaya menjadi pengasuh dan pimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah di Cisauk, Tangerang. Sebuah amanah besar yang diberikan oleh Ketua Yayasan berkat dedikasinya dalam berdakwah dan membina santri. Namun, kiprahnya tak hanya sebatas itu. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, di antaranya:
Ketua Tanfidziyah NU Ranting Karet Tengsin, Tanah Abang
Pengurus aktif MWC NU Tanah Abang
Khatib Jum’at di berbagai masjid di kawasan Tanah Abang
Pengurus Majelis Sholawat Sapu Jagat dan Majelis Sholawat Bin Nabiy
Ust. Rubiyanto adalah gambaran nyata bahwa khidmah yang dilakukan dengan ikhlas tidak pernah sia-sia. Ia selalu mengingat pesan Kiai saat di pondok:
“Mau jadi apa pun kamu nanti, pastikan niatmu tetap lurus: khidmah karena Allah SWT.” Dan benar, prinsip itu menjadi kunci keberhasilannya hingga hari ini.
Di akhir wawancara, ia menyampaikan rasa syukur yang mendalam:
“Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh guru, khususnya Kiai dan Nyai, yang telah mendidik dan membimbing saya. Mohon doanya agar saya bisa terus amanah dalam menjalankan tanggung jawab ini, dan terus menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat.”
Kisah Ust. Rubiyanto adalah cermin harapan bagi para santri lainnya, bahwa tidak semua keberhasilan lahir dari kecerdasan otak semata, melainkan dari keteguhan hati, ketulusan dalam mengabdi, dan keyakinan bahwa hidup santri tak akan pernah rugi jika dijalani dengan ikhlas dan penuh khidmah.