Berita

SUNCORSIVA Jadi Pangkalan Tergiat Lomba LKP se-Jawa Bali

Piala Berjejer: Pasukan SUNCORSIVA Berfoto Bersama Setelah Penutupan Lomba LKP.

Al-Mashduqiah – Senin (05/09) Regu Khusus Pramuka Al-Mashduqiah SUNCORSIVA berhasil meraih juara pangkalan tergiat LKP (Lomba Keagamaan Pramuka) se-Jawa Bali di Universitas Islam Malang (UNISMA). Tak hanya itu mereka juga memborong juara 1 dan 2 lomba Estafet Sandi Putri. Ada 16 santriwati yang menjadi peserta lomba LKP, mereka terdiri dari 12 santriwati Tahfidz dan 4 santriwati Mu’allimin. Mereka berangkat pada hari Kamis (01/09) pukul 21.30 WIB dari Ma’had Al-Mashduqiah dengan menyewa bis kecil dan tiba di kampus UNISMA sekitar pukul 02.00 dini hari.  

perlombaan ini digelar selama 5 hari, lomba LKP ini diikuti oleh 18 pangkalan, terdiri dari 16 Sangga Putri dan 20 Sangga Putra. “Dalam sehari itu, paling banyak ada 3 lomba.” Jelas Kak Hosnatul Hasanah selaku pembina dan pembimbing regu SUNCORSIVA. Mereka mendapatkan informasi terkait lomba LKP ini dari Kak Zainuddin selaku pembina di Al-Mashduqiah. Lalu dari situlah mereka berinisiatif untuk mengikuti lomba tersebut dengan harapan bisa melambungkan nama pondok di masyarakat.

Untuk mengikuti lomba tersebut dibutuhkan persyaratan-persyaratan yang wajib dipenuhi, di antaranya adalah surat keterangan vaksin dosis kedua dan surat keterangan sehat dari dokter.  SUNCORSIVA mempunyai waktu satu bulan untuk mempersiapkan lomba LKP ini, mereka berlatih sore dan malam hari. Untuk sore hari, latihan dimulai dari setelah salat Asar dan sampai menjelang salat Maghrib. Sedangkan untuk malam hari, latihan dimulai dari setelah salat Ashar sampai dengan pukul 23.00 WIB. Di samping latihan yang ketat, mereka juga melakukan ikhtiar batin seperti salat Hajat berjamaah.

“Untuk lomba yang membutuhkan persiapan paling sulit adalah lomba Kolonel Tongkat, lomba Pionering, Lomba Kaligrafi.” Dalam lomba Kaligrafi, mereka menggunakan jiplakan pada ornamentnya sebab peserta yang mengikuti lomba tersebut masih dalam tahap pemula. “Jenis Kaligrafi yang digunakan pada lomba Kaligrafi ini adalah Nassih, sedangkan untuk menjadi ahli di bidang Kaligrafi Nassih ini membutuhkan waktu minimal satu tahun.” Jelas Pembina sekaligus Abituren dari the Miracle Generation ini.

Ketika H-3 lomba LKP, panitia melakukan banyak perubahan pada timing perlombaan. Hal ini juga berdampak pada rencana yang telah disiapkam oleh Pembina dan tim SUNCORSIVA. Mereka juga kecewa dengan panitia yang dinilai tidak adil, pasalnya ada beberapa perlombaan yang hanya dihadiri oleh peserta dan juri namun tidak melibatkan peserta atau teman satu timnya untuk melihat dan mendukung teman yang sedang belomba tersebut. Dengan begitu, potensi peserta lomba untuk berbuat curang juga besar bahkan tidak diketahui oleh panitia sendiri.

Tak hanya itu, mereka juga menyangkan banyaknya waktu molor dari jadwal yang telah ditentukan oleh panitia. Fasilitas yang disediakan oleh panitia sangatlah terbatas, peserta lomba juga harus menyiapkan makan sendiri sebab panitia tidak bertanggung jawab dalam hal itu. Namun untuk hal tersebut mereka dibantu oleh HIKAM (Himpunan Keluarga Besar Al-Mashduqiah) Malang. Mereka terdiri dari Mahasiswa/wi Abituren Al-Mashduqiah yang berada di Malang. Jadi, mereka hanya menyerahkan bahan-bahan mentahnya seperti beras, mie dan lauk pauk lainnya yang mereka bawa dari pondok untuk dimasak oleh anak-anak HIKAM Malang.

“Untuk perlombaan yang paling menantang adalah Gus Ning dan Pionering.” Tuturnya. Untuk perlombaan Gus-Ning ini peserta wajib berlagak layaknya lomba Miss Universe. Sedangkan untuk lomba Pionering mereka kekurangan tali yang digunakan untuk mengikat tongkat. Kak Hasanah juga menjelaskan ada 2 saingan kontigen menjadi pesaing berat SUNCORSIVA, mereka berasal dari MAN 1 Malang dan MAN 1 Singosari. Pasalnya kontingen tersebut mengirimkan kontingen Putra dan Putri, sedangkan Ma’had Al-Mashduqiah hanya mengirimkan kontingen Putra.

Foto: Scouting Al-Mashduqiah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *