Drama Contest

          Di tengah hujan deras yang melanda pondok kita Al-Mashduqiah, telah berlangsung pula acara Arabic Drama Contest (DC) di dalam auditorium serba guna. Tadi malam (23/11/21) bagian bahasa dari ustadz dan ISMAH (LDC & CLI) yang telah melaksanakan acara tersebut dan merupakan acara terakhir sebelum ujian dan sebelum ISMAH turun jabatan. Walaupun KH. Doctor Mukhlisin Sa’ad MA selaku pengasuh tidak dapat hadir karena ada halangan dan harus digantikan oleh Ust. Muhammad Saifillah, acara masih dapat berjalan dengan lancar setelah menunggu cukup lama. Acara dimeriahkan oleh riuh tepuk tangan santri, apalagi selain MC formal (Alk Moh. Iqbal & Moh. Farhan) adapula MC nonformal (Alk. Lufian Nuri Ramadhan) yang bisa membuat suasana semakin meriah.

          Total ada 10 kelompok yang menjadi peserta, 5 diantaranya adalah kelompok putra. Mereka adalah At-Taubah Tahfidz anak baru, At-Taubah Muallimin anak baru, At-Taubah Utara Anak lama, Al-Kautsar Barat dan Al-Kautsar Timur. Semuanya sudah tampil kecuali At-Taubah Tahfidz anak baru, mereka akan tampil nanti sore (24/11/21) berbarengan dengan kelompok putri sore harinya. Kontes yang diikuti oleh beberapa santri terpilih ini hanya diberikan waktu maksimal 2 hari. Walau Kyai kita sangat melarang adanya acara putra putri, tapi nyatanya kyai mendukung acara ini untuk diadakan secara putra putri dengan tujuan pengembangan bahasa santri.

          Acara ini bisa dikatakan lancar walau ada beberapa fakor penghambat, “beberapa diantaranya ya pertama CLI dilarang libur, kedua ada satu kelompok yang belum siap padahal yang lain sudah siap semuanya dan juga bagus-bagus, ketiga kurangnya fasilitas, kompuer aja ada di dalam kamar ustadz jadi nggak bisa dipakek.” Ujar Alk. Sulaiman Abdus Salam sebagai ketua dari kontes ini. Dan At-Taubah Muallimin anak baru adalah kelompok yang dimaksud harus mengubah judul Dzakaau al-Qaadhi menjadi Al-Hariiq yang lebih mudah dari judul pertama tepat pagi hari sebelum dilaksanakannya lomba. Peserta dari kelompok ini, Ali Ridho Al-Adzam, berkata “seru sih bisa tampil didepan umum walau merasa aneh (karena belum siap). Untung ada ISMAH (Alk. Sulayman red.) yang mau bantu nyiapin!”

          Kontes ini telah disiapkan kurang lebih 3 minggu sebelumnya. Salah satu kelompok yang tampak siap dan dapat mencuri perhatian penonton lewat drama CAP SUKUR-nya adalah Al-Kautsar Barat. “kami memang berkomitmen untuk memberikan yang terlucu agar menarik perhatian. Itupun tidak luput dari kerja sama kami dan pembimbing, Alk. Fery Setiawan dan Alk. Nafil Fakhrul Umam, yang menyuruh kami melucu karena memang ada dalam kriteria penilaian yaitu tentang mental.” Terang Muhammad Zaky Ubaid, peserta dari Al-Kautsar Barat.

          Acara ini bukanlah yang pertama kalinya, namun memang sempat vakum beberapa tahun. Terakhir kalinya kontes ini adalah pada masa Khidmah GIGANTIC GENERATION tahun 2018 lalu. “Dikarenakan jadwal pondok yang terlalu padat makanya kemarin-kemarinnya tidak ada!” Ujar Ust. Azman Fawwazi selaku ketua DC dari ustadz tahun ini. Untuk mengadakan Acara ini setidaknya telah terhitung anggaran kurang lebihnya sebesar 4 juta rupiah termasuk properti yang digunakan peserta.

          “Kebanyakan orang mengikuti Ekstra olahraga maupun kesenian dengan tujuan ingin tahu, pengembangan diri dan kebutuhan. Pada dasarnya mereka tahu bahwa dengan ekskul (ekstrakurikuler) tersebut mereka dapat berbangga diri. (Jadi) Harapan saya bagi para santri untuk mencintai bahasa, berbangga diri dengan bahasa dan sadar akan pentingnya bahasa (sebagaimana olahraga dan kesenian).” Jelas ketua DC yang biasa dipanggil Alk. Sas ini. (Muhammad Sadidul Itqon)

Ikuti Jurnalistik Al-Mashduqiah di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *