Majelis-Majelis Salawat Terbesar di Nusantara

Syubbanul Muslimin

          Syubbanul muslimin adalah salah satu majelis sholawat yang bermarkas di desa Kalikajar Kulon. Kec Paiton, Kab.Probolinggo. Majelis ini berdiri pada tahun 2005 atas dasar kepedulian Gus Hafidzul Hakiem Noer yang melihat sekelompok anak muda yang hobi mengonsumsi minuman keras. Saat itu, dia pun memberanikan diri untuk mengundang ayahandanya, almarhum KH Nuruddin Musyiri yang tak lain adalah pengasuh Pesantren Nurul Qadim. KH Nuruddin Musyiri lah yang memberi nama Syubbanul Muslimin, yang berarti Pemuda Islam.

          Gus Hafidz memulai Majelis Syubbanul Muslimin nyaris dari nol dalam suasana penuh keterbatasan. Awalnya, mereka tak punya hadrah untuk mengiringi salawat. Mereka sama sekali tak dikenal. Perlahan-lahan, nama Syubbanul Muslimin semakin dikenal. Sejumlah tetangga desa tertarik dengan penampilannya dan mengundang untuk bersalawat bersama. Tak hanya di luar kota, Syubbanul Muslimin juga sudah pernah tampil ke kancah Internasional di antaranya, Hongkong, Taiwan, Malaysia, dan Singapura. Juga telah berdiri Syubban Lovers, kelompok pencinta Syubbanul Muslimin di 120 kabupaten/kota se-Indonesia. Ketika milad ke 13 Syubbanul Muslimin beberapa waktu lalu, sebanyak 1.500 perwakilan Syubban Lovers se-Indonesia berkumpul bersama di Probolinggo. Pada tanggal (24/11) lalu, majelis Syubbanul Muslimin telah menggelar Milad yang ke-16.

Ahbabul Musthofa

           Majelis Ahbabul Musthofa, sebuah majelis ilmu dan dzikir yang didirikan di kota Tegal Jawa Tengah oleh seorang ulama besar Al Habib Mahdi bin Muhammad Al Hiyyed, alumni Darul Musthofa, Tharim, Hadromaut, Republik Yaman Selatan. Beliau lahir di Kota Tegal pada tanggal 12 Juli 1973. Beliau menempuh pendidikan di sana dari tahun 1994-1998 bersama teman-temannya seperti Habib Munzir al musawwa, Habib Jindan bin Novel, Habib Quraisy Baharun, dkk. Sekembalinya di Indonesia tahin 1999 bersama Habib Abdullah Al Haddad mulai berdakwah di Kota Tegal, Jawa Tengah.

          Jadwal Rutinitas Majelis Ta’lim wa Dzikir yaitu: Setiap hari Senin malam Selasa, ba’da maghrib dan Setiap Selasa Wage mengadakan Ziarah ke Makam Aulia di sekitar Kabupaten dan Kota Tegal. Dzikir yang dijalankan bermula dengan Ratib Al Haddad dan Asmaul Husna beserta pembacaan maulid addiyaul ulami. Mejelis ini lebih mengutamakan akhlak. untuk pertama kalinya dan mengajak kaum muda terutama dengan berdzikir dan di lanjutkan belajar ilmu fiqih. Singkat kata, majelis yang didirikan dengan penuh kesabaran dan keihklasan ini sekarang sudah bertambah besar dan diantaranya sudah ada cabang di Brebes dan juga di  Kota Jakarta dan Bekasi.

Nurul Musthofa

          Majelis Nurul Musthofa adalah salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada tahun 1996 oleh Al Habib Hasan bin Ja’far Assegaf. Nurul Musthofa diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”. Bermula dari pengajian Al-Qur’an dan Zikir-zikir yang keliling dari rumah-ke rumah.

Pada tahun 2003, Majelis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga mencapai sekitar 50 Masjid dalam mendakwahkan ilmu-lmu agama dengan pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh Bin Alwi Al Haddad.

Pada tahun 2004, Majelis Nurul Musthofa berkembang lagi dari ratusan menjadi ribuan orang. Pada tahun 2005, Majelis Nurul Musthofa mengokohkan yayasan “Nurul Musthofa”, dan mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI.

Pada tahun 2006, Majelis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50 Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada tahun 2007, Majelis Nurul Musthofa mendirikan Majelis sementara yang sedang dibangun seluas 700 meter di belakang rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf.

Az-Zahir

          Sejarah Majelis Azzahir. Mulanya, Majelis ini didirikan oleh Habib Ali Zainal Abidin Assegaf pada tahun 2004. Setiap hari Jum’at kliwon, majelis ini menyelenggarakan pembacaan maulid Nabi SAW. usai melaksanakan shalat Jum’at bertempat di kediaman beliau Jalan Toba No.53 Pekalongan, Jawa Tengah, yang kini menjadi Sekertariat Majelis Azzahir. Seiring berjalannya waktu, majelis yang tadinya diselenggarakan pada jumat siang ini dirubah menjadi malam Jumat kliwon dan ditambah kajian fiqih serta akhlak sesuai arahan Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

          Setiap tahunnya, Majelis Azzahir juga menyelenggarakan Maulid Akbar dan Haul Al-Habib Seggaf bin Abubakar Assegaf yang dihadiri oleh para pecinta Nabi besar Muhammad SAW. Mulanya majelis ini hanya bernama Majelis Maulid, namun ketika hendak mengadakan Maulid Akbar, maka para jamaah meminta agar beliau Habib Ali Zainal Abidin Assegaf memberi nama majelisnya. Majelis ini pun akhirnya diberi nama Azzahir, sesuai dengan nama Pondok Pesantren ayahnya Beliau di kabupaten probolinggo, Jawa Timur yang diberi nama Azzahir oleh kakek beliau, Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf.[diperoleh dari berbagai sumber]

Ikuti Jurnalistik Al-Mashduqiah di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *